VIVAnews -- Di tengah hubungan Indonesia dan Malaysia yang sedang memanas, muncul 'Gerakan Damai Indonesia - Malaysia' di internet. Salah satunya di Fanpage resmi Upin&Ipin di situs jejaring sosial, Facebook.
Gerakan ini punya logo yang diwakili dua tokoh kartun, Unyil -- representasi dari Indonesia dan Upin dari Malaysia.
Dalam logo tersebut, Si Unyil dan Upin sedang bersalaman di atas tanda dua jari yang membentuk simbol perdamaian. Di depan Unyil dan Ipin tertera ajakan, "Damai yuk."
Ternyata logo ini diciptakan oleh sekelompok mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Malaysia.
"Tujuan utamanya, menyebarkan virus damai ke mind set orang Indonesia," kata salah satu penggagas gerakan damai Indonesia-Malaysia, Ardira Anugrah Putra, kepada VIVAnews, Kamis 2 September 2010.
Mahasiswa Multimedia University, Cyber City, Putra Jaya, Malaysia ini mengaku kampanye tersebut sebagai penyeimbang pemberitaan sejumlah media massa di Indonesia yang justu makin membuat panas.
"Kami juga ingin menunjukkan bahwa ada orang-orang Indonesia yang ingin damai," tambah Dira, nama akrab Ardira.
Tiga tahun kuliah di Malaysia, Dira merasa diperlakukan baik oleh masyarakat negeri jiran. Bahkan ketika situasi kian memanas akibat isu belakangan ini.
"Saya rasakan sebenarnya nggak ada apa-apa, santai, adem ayem," kata perwakilan sahabat Multimedia University itu.
Hubungan Indonesia- Malaysia kerap memanas akibat permasalahan dua negara berjiran yang tak kunjung selesai.
Terakhir, insiden saling tangkap di perairan Bintan, Jumat 13 Agustus 2010 memicu gelombang protes di Indonesia.
Massa Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) bahkan bertindak ekstrim, melempari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta dengan tinja. Juga menginjak dan membakar bendera Malaysia, Jalur Gemilang.
Gerakan ini punya logo yang diwakili dua tokoh kartun, Unyil -- representasi dari Indonesia dan Upin dari Malaysia.
Dalam logo tersebut, Si Unyil dan Upin sedang bersalaman di atas tanda dua jari yang membentuk simbol perdamaian. Di depan Unyil dan Ipin tertera ajakan, "Damai yuk."
Ternyata logo ini diciptakan oleh sekelompok mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Malaysia.
"Tujuan utamanya, menyebarkan virus damai ke mind set orang Indonesia," kata salah satu penggagas gerakan damai Indonesia-Malaysia, Ardira Anugrah Putra, kepada VIVAnews, Kamis 2 September 2010.
Mahasiswa Multimedia University, Cyber City, Putra Jaya, Malaysia ini mengaku kampanye tersebut sebagai penyeimbang pemberitaan sejumlah media massa di Indonesia yang justu makin membuat panas.
"Kami juga ingin menunjukkan bahwa ada orang-orang Indonesia yang ingin damai," tambah Dira, nama akrab Ardira.
Tiga tahun kuliah di Malaysia, Dira merasa diperlakukan baik oleh masyarakat negeri jiran. Bahkan ketika situasi kian memanas akibat isu belakangan ini.
"Saya rasakan sebenarnya nggak ada apa-apa, santai, adem ayem," kata perwakilan sahabat Multimedia University itu.
Hubungan Indonesia- Malaysia kerap memanas akibat permasalahan dua negara berjiran yang tak kunjung selesai.
Terakhir, insiden saling tangkap di perairan Bintan, Jumat 13 Agustus 2010 memicu gelombang protes di Indonesia.
Massa Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) bahkan bertindak ekstrim, melempari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta dengan tinja. Juga menginjak dan membakar bendera Malaysia, Jalur Gemilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar